Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 14 Juni 2012

Soup of Brotherhood from Makassar


Nama jenis kuliner satu ini adalah Sop Saudara. Apa yang Anda pikirkan saat mendengar nama tersebut? Mungkinkah yang menciptakan makanan ini terinspirasi dari kisah anak dari Nabi Adam, Habil dan Kabil yang membunuh saudaranya sendiri? Atau yang menciptakan sop ini benar-benar menggunakan saudaranya untuk menjadi bahan dasar pembuatannya? 

Bukan itu jawabnya, dan bahkan lebih dari yang kita kira bayangkan. Sebenarnya, filosofi dari sop saudara ini cukup sederhana, namun sangat mulia. Menurut, H. Dollahi, orang yang pertama kali memperkenalkan sop saudara ini, bermaksud agar semua orang yang makan di warung sop saudara menjadi atau merasa bersaudara satu dengan lainnya, bahkan bersaudara juga dengan pemilik serta pelayan warung tersebut. 

Sop saudara plus bandeng bakar (foto:indonesiabox.com)
Sop saudara merupakan satu dari sekian banyak masakan khas Kota Makassar, yang berupa sop berkuah dengan bahan dasar seperti daging sapi atau kerbau. Dikombinasikan dan dimasak dengan aneka bumbu, sebelum disajikan dengan nasi putih atau ketupat. Ada pula yang juga menyantapnya dengan ikan bakar serta perkedel sebagai pelengkap. 


Sop Saudara (foto:berita-makassar.blogspot.com)

Di Makassar, siapa yang tidak tahu keberadaan sop ini? Selain Coto Makassar, sop saudara juga sangat terkenal di kota ini. Bahkan, dengan adanya sop saudara ini, maka terbentuklah sebuah organisasi yang berkecimpung dengan permasalahan sop saudara. Organisasi ini tak lain dan tak bukan adalah Asosiasi Pengusaha Sop Saudara atau yang biasa disebut APSOS. 

Selasa, 12 Juni 2012

Kampoeng Wisata Taman Lele


Di Kota Semarang, Jawa Tengah terdapat sebuah tempat wisata yang bernama Kampoeng Wisata Taman Lele. Jika dilihat dari namanya, mungkin kita akan mengira bahwa hanya taman biasa dengan kolam berisi ikan lele saja di tempat ini. Secara historis, kampoeng wisata yang ditemukan sejak tahun 1932 ini sudah menjadi daya tarik masyarakat karena memiliki ikan lele yang jumlahnya mencapai ribuan. Selain itu, ditemukannya mata air yang dianggap keramat oleh sebagian masyarakat Semarang membuat taman lele banyak dikunjungi. Hingga kini, masih terdapat pengunjung  yang berendam di mata air tersebut lantaran dianggap memiliki tuah. 

Meskipun namanya “kampoeng”, namun jangan salah, taman yang berada di Jalan Walisongo ini, memiliki fasilitas yang terbilang lengkap untuk kategori wisata keluarga. Berdiri di atas lahan seluas 22.173 meter², Anda bisa menikmati kebun binatang mini, taman bermain anak, danau buatan, kolam renang, hotel tempat menginap, serta akses wi-fi. 
sumber foto:www.pamboedifiles.blogspot.com 
Di depan lokasi obyek wisata ini, Anda akan disambut dengan sebuah gapura bertuliskan “Kampoeng Wisata” dan juga barisan pohon besar. Setelah masuk, Anda dan keluarga bisa langsung menikmati fasilitas dan keindahan yang ada atau hanya sekadar duduk-duduk santai.

Fasilitas Kampoeng Wisata Taman Lele
Seperti yang sudah disebutkan, Kampoeng Wisata Taman Lele memiliki fasilitas wisata yang cukup lengkap. Saking lengkapnya, “kampoeng” ini juga memiliki fasilitas kebun binatang. Kendati tidak sebesar dan selengkap kebun binatang pada umumnya, keberadaannya memberikan nilai tersendiri di tempat wisata ini.

Rabu, 06 Juni 2012

Air Terjun Moramo

Nyatakan Cinta di Tempat Permandian Bidadari  

Para pengunjung sedang asyik bermain air di air terjun Moramo, yang dipercaya sebagai permandian bidadari. (foto: beritakendari.com)

Suara gemericik air yang jatuh dari atas, ditambah dengan dinginnya air pegunungan, dan pemandangan indah alam serta fauna yang ada sekitarnya, wajar jika air terjun Moramo konon menjadi permandian para bidadari. Terlebih lagi, saat cahaya matahari memantul pada bebatuan marmer yang ada di sekelilingnya, menciptakan sinar pelangi yang sangat nikmat dipandang mata.
Entah masih terkait dengan cerita kehadiran bidadari atau tidak, banyak juga yang percaya bahwa tempat ini adalah lokasi yang sangat cocok untuk menyatakan cinta kepada calon pasangan.
Air terjun yang berada di Kawasan Suaka Alam dan Margasatawa Tanjung Peropa, Kabupaten Kowane Selatan, Sulawesi Tenggara ini juga merupakan salah satu daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia, dan bahkan di dunia. Kandungan marmer di daerah tersebut secara keseluruhan berkisar 860 milyar meter³.
Air terjun ini berbentuk kucuran air dari ketinggian sekitar 100 meter dengan air meluncur deras pada batu granit besar sekitar 10 tingkat. Ketinggian setiap susun air terjun berkisar antara 0,5 sampai tiga meter. Susunan ini terbentuk secara alami selama ribuan tahun lalu.
Untuk bisa mencapai lokasi, Anda dapat memulai perjalanan dari Bandara Walter Monginsidi, Kendari, Sulawesi Tenggara menuju Tanjung Peropa. Setelah itu melanjutkan perjalanan menuju air terjun dengan berjalan kaki sekitar dua kilometer. Cukup melelahkan memang. Kendati demikian, perjalanan yang penuh perjuangan tersebut setimpal dengan pesona alam yang disajikan oleh air terjun ini.

Selasa, 05 Juni 2012

Ambalat, The Brown Sand Beach

Pantai Ambalat dengan pasirnya yang berwarna cokelat bersih. (foto: sambojaku.blogspot.com)
Nama pantai yang ditumbuhi pohon pinus dan kelapa ini berasal dari nama kelurahan setempat yaitu  Amborawang Laut yang disingkat dengan nama Ambalat.








Mendengar kata Ambalat, mungkin kita akan langsung berpikir tentang perselisihan antara pemerintah Indonesia dan Malaysia beberapa waktu lalu. Ya, keduanya sempat bersitegang terkait batas wilayah blok Ambalat yang notabene penghasil minyak tersebut. Namun, bukan blok Ambalat yang akan kita bicarakan di sini. Melainkan pantai yang juga memiliki nama yang sama yaitu Pantai Ambalat.  

(foto: sambojaku.blogspot.com)
Pantai Ambalat berada di perbatasan antara Kota Balikpapan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Dari Kota Balikpapan jaraknya sekitar 20 km. Tidak seperti blok Ambalat yang ramai dan jadi perdebatan (bahkan hingga dunia internasional), Pantai Ambalat adalah pantai yang sepi dan cukup tenang. Lokasinya yang jauh dari jalan raya dan belum ada layanan angkutan umum, menjadi keunikan tersendiri dari pantai ini. Kendati demikian, jalan menuju lokasi cukup bagus dan dapat dilalui kendaraan, bahkan roda empat sekalipun. Sebelum masuk ke lokasi pantai, Anda akan disambut sebuah gapura yang bertulikan “Tempat Wisata Pantai Ambalat”. 


(foto: sambojaku.blogspot.com)
Salah satu keunikan lainnya dari Pantai Ambalat adalah pasir pantainya yang berwarna cokelat. Tapi tunggu dulu. Jangan membayangkan pantai ini kotor karena pasirnya yang berwarna cokelat, sebab pasir pantai di sini cukup bersih. Begitu juga dengan air lautnya. Anda akan jarang menemui kerikil-kerikil tajam di bibir pantainya, sehingga pantai ini merupakan tempat yang cocok untuk berenang. Bahkan, Anda pun bisa bermain banana boat yang disewakan oleh pengelola.


Selain itu, di sisi lain pantai ini juga terdapat pohon bakau, dan apabila Anda bergeser sedikit ke tengah pulau, Anda akan menemukan pohon pinus dengan pasir yang berwarna cokelat tua. 
(foto: sambojaku.blogspot.com)