Jika Anda wara-wiri ke Tangerang jangan lupa mampir ke Masjid Agung Nurul Yaqin atau sebagai Masjid Pintu Seribu yang terletak di RT 01/03 Kampung Bayur kelurahan Periuk Jaya kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang. Masjid ini cukup unik dan berbeda dengan masjid-masjid lainnya di Indonesia karena arsitektur bercorak Baroque, Maya, dan Aztec. Tak hanya itu masjid ini pun memiliki banyak sekali pintu namun tidak memiliki kubah besar sebagaimana masjid pada umumnya.
Masjid Seribu Pintu yang berdiri di atas tanah seluas 1 hektar ini didirikan sekitar tahun 1977. Dibangun oleh seorang penyebar Islam kelahiran Arab bernama Al Fakir (Mahdi Hasan al Qudratillah al Muqodam. Al Faqir adalah salah satu santri dari Syekh Hami Abas Rawa Bokor yang memulai pembangunan masjid itu dengan membuat Majelis Ta’lim terlebih dahulu di daerah tersebut. Untuk menghormatinya, warga kampung memberinya gelar Mahdi Hasan al Qudratillah al Muqodam.
Masjid Unik dengan 4 Ruangan Berbeda
Salah satu keunikan masjid ini adalah ruangannya yang disekat-sekat hingga membentuk ruangan seperti mushola. Setiap ruangan (mushola) diberi nama. Ada mushola Fathulqorib, Tanbihul-Alqofilin, Durojatun Annasikin, Safinatu-Jannah, Fatimah hingga mushola Ratu Ayu. Masing-masing luas area mushola sekitar 4 meter. Bangunan Masjid Pintu Seribu memiliki beberapa ruangan yang khusus diperuntukkan bagi pengunjung yang ingin melaksanakan sholat dan beristiqomah yang masing-masing ruangan dipisahkan antara pria dan wanita.
Ada sebuah ruangan yang khusus diperuntukkan bagi pengunjung yang ingin beristiqomah sepanjang malam , ruang tasbih. Lorong menuju ruang tasbih sangat gelap dan lembab memiliki banyak sekali pintu yang berliku-liku dengan ketinggian pintu sekitar 1 meter, di dalam ruang tasbih terdapat sebuah tasbih besar yang disimpan di sebuah ruangan berteralis besi dan memiliki 99 butir, masing-masing butiran tasbihnya berdiameter 10 cm.
Ada sebuah ruangan yang khusus diperuntukkan bagi pengunjung yang ingin beristiqomah sepanjang malam , ruang tasbih. Lorong menuju ruang tasbih sangat gelap dan lembab memiliki banyak sekali pintu yang berliku-liku dengan ketinggian pintu sekitar 1 meter, di dalam ruang tasbih terdapat sebuah tasbih besar yang disimpan di sebuah ruangan berteralis besi dan memiliki 99 butir, masing-masing butiran tasbihnya berdiameter 10 cm.
Setiap butir bertuliskan nama Asma’ul-Husna. Konon, tasbih itu merupakan terbesar di Indonesia. Di beberapa pintu masjid tampak ornamen dengan angka 999. Angka 999 itu merupakan penggabungan jumlah asma Allah yang berjumlah 99 dan 9 wali songo. Di antara pintu-pintu masjid terdapat banyak lorong sempit dan gelap yang menyerupai labirin. Di ujung lorong ada beberapa ruang bersekat-sekat hingga membentuk ruangan seperti mushola dan setiap ruangan (mushola) yang luasnya adalah sekitar 4 meter diberikan nama. Ada mushola Fathulqorib, Tanbihul-Alqofilin, Durojatun Annasikin, Safinatu-Jannah, Fatimah hingga mushola Ratu Ayu. Setiap lorong di masjid ini sudah dilengkapi dengan penunjuk jalan. Dan, salah satu ruang dari sekian banyak lorong itu menuju ruang bawah tanah yang disebut ruang tasbih. Ruang ini biasa digunakan oleh Al Faqir dan jamaah lainnya untuk ber-istiqomah.
Tidak seperti saat kita membangun sebuah bangunan yang harus didahului dengan membuat rancang bangunnya atau blueprintnya terlebih dahulu. Masjid seribu pintu ini pembangunan justru tidak memakai gambar rancang. Jadi tidak desain dasar yang bisa menampilkan corak arsitektur tertentu. Bisa dikatakan masjid ini campur aduk desain arsitekturnya bila dilihat dari adanya pintu-pintu gerbang yang sangat ornamental mengikuti ciri arsitektur zaman Baroque, tetapi ada juga yang bahkan sangat mirip dengan arsitektur Maya dan Aztec. Masjid ini memang memiliki banyak sekali pintu, namun tidak memiliki kubah besar sebagaimana masjid pada umumnya.
Lokasi Masjid
Lokasi masjid ini berada di RT 01 RW 03, Kampung Bayur, Priuk Jaya, Jatiuwung, Kabupaten Tangerang, Banten.